Translate

Selasa, 28 Februari 2017

Info seminar perawat bulan april








Semangat menambah ilmu untuk menjadi perawat profesional dan menjadikan perawat sebagai profesi mulia yang dapat memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi pasien



Info seminar perawat bulan maret





























Semangat menambah ilmu untuk menjadi perawat profesional dan menjadikan perawat sebagai profesi mulia yang dapat memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi pasien

Loker perawat

Ayo yg mau bergabung dengan TNI, info lebih lanjut klik di http://rekrutmen-tni.mil.id/berita/pengumuman/pa-pk
Selamat berjuang.

Senin, 27 Februari 2017

SUKA DUKA SEOARANG CALON PERAWAT SAAT MENJADI MAHASISWA DALAM MENJALANI PRAKTEK DI RUMAH SAKIT

Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan kepada teman-teman seperjuangan saya yang sekarang entah berada dimana mereka yang saat ini sudah bekerja sebagai perawat maupun yang beralih profesi. Agar mereka teringat saat-saat tertawa bersama, saat-saat sedih bersama, dan momen-momen dimana kita selalu bosan untuk bertemu yang akhirnya kita rindukan seperti saat-saat sekarang.
Sebagai calon perawat apalagi dalam mengambil jurusan D3 keperawatan tentunya kita di persiapkan untuk berinteraksi dengan pasien atau orang yang sedang sakit. Selain dibekali berbagai materi perkuliahan yang begitu banyaknya kita juga diberi pelatihan praktek tindakan-tindakan keperawatan yang terangkum dalam SOP. Semua itu harus dikuasi agar saat kita menjalani praktek klinik di rumah sakit maupun di tempat lainya kita dapat mengaplikasikan secara benar sesuai SOP yang ada.
Saat itulah betapa hati ini risau dan gelisah karena kita akan melakukan tindakan langsung pada pasien, selain itu bekal dari kampus pun membuat kita semua menghela nafas panjang yaitu segudang tugas yang harus di kerjakan saat berpraktek di rumah sakit.hehe. Apalagi mendengar cerita-cerita oleh kaka tingkat yang telah selesai berpraktek mental kita sedikit runtuh. Katanya banyak pembimbing yang galak dan susah untuk konsultasi askep.
Hari pertama pun telah tiba, kita dikumpulkan di aula rumah sakit untuk mengikuti pembekalan atau orientasi tentang rumah sakit tempat kita praktek. selesai mendengarkan uarian tentang rumah sakit kita pun di bentuk dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 pembimbing klinik yang akan memberikan arahan tentang tata tertib di ruangan tersebut dan menilai kita saat praktek dan mengkoreksi tugas-tugas dari kampus.
Saat praktek kita juga ikut aturan jaga sift, pagi sore maupun malam. Dan mulai lah kita untuk melakukan tindakan kepasien langsung dan banyak kita cerita lucu dan sedih dimulai dari sini.
Cerita ini saya rangkum dari beberapa cerita temen-temen saya. Ada temen saya yang saat itu diminta tolong oleh kaka perawat untuk mengantar pasien ke ruang Radiologi KP:"dek minta tolong ya Tn.X anter ke ruang radiologi ini surat pengantarnya nanti kasih ke petugas yang disana". M: " iya ka, siap laksanakan". (KP: kaka perawat, M: mahasiswa). Segera teman saya itu memindahkan pasienya ke kursi roda dan mendorong kursi dan pasienya keluar ruangan. Hampir 1 jam lamanya temen saya belum balik juga keruangan. Kaka perawat pun menanyakan pada mahasiswa lainya KP;" dek apakah pasien yang dianter ke radiologi tadi sudah kembali". M2" belum ka". Beberapa saat kemudian datanglah temen saya dengan wajah menahan tahan kembali bersama pasien yang dianter dari radiologi. KP:"dek kok lama, banyak pasien yang ngantri di radiologi ya?" M:" engga ka, cuma tadi saya nyasar, jadi pasienya saya ajak keliling rumah sakit mencari ruang radiologi" haha..semua pun ikut tertawa...
Cerita ini saya ramkung dari cerita temen-temen saya. cerita selanjutnya yaitu pada suatu malam, saat semua tindakan sudah di kerjakan dan pasien sudah mulai beristirahat. Akhirnya kita tak tahan dengan rasa kantuk, dan tiba-tiba salah satu temen saya di bangunkan oleh kaka perawat dibilangnya ada pasien gawat dan temen saya satunya lagi masih dalam posisi relaksasi. Setelah beberapa lamanya memberikan pertolongan semaksimal mungkin tetapi akhirnya mautpun menjemput pasien tersebut. Kaka perawat pun meminta temen saya untuk membangunkan temenya yang masih dalam pososisi relaksasi untuk membantu merapikan jenasah pasien tersebut. Mungkin reflek atau bagaimana saat di bangunkan dan beritahu untuk membantu merapikan jenasah ternyata malah mengambil kursi roda. Spontan aja semua menahan tawa karena tidak enak dengan keluarga jenasah yang sedang di rapikan.wkwkwk... dan saat semua sudah di bereskan dan semua kembali ke ruang perawat dan melepaskan tawa yang tertunda tadi. KP:" aduh dek dek, mayat mau kamu anter pake kursi".hehe...
Yang menjadikan sedih itu dimana kita harus memprentasikan kasus antar kelompok. Sudah pasti segudang pertanyaan menghujani kita.hehe... Saat seperti ini seperti medan perang yang saling melemparkan granat-granat pertanyaan yang siap meledak.hehe...
Ada pula saat mengerikan dimana kita mengajukan untuk koreksi askep yang kita buat ke pembimbing. Terbayang sudah sayatan-sayatan yang begitu pedih terasa menghiasi di askep tulisan tangan yang setengah mati kita kerjakan mencari waktu luang disaat pulang dinas. Terkadang juga kata-kata pedas terucap oleh pembimbing yang mendesak masuk lewat telinga dan mengalir kehati. walapun tidak semuanya pembimbing seperti itu tetapi inti dari pembelajaran ini adalah untuk mendidik kita sebagai calon generasi penerus.
Dan mungkin hanya sampai sini dulu cerita saya. Mungkin di lain waktu saya akan menambahkan lagi... Salam Sukses untuk teman seperjuangan saya yang mungkin tidak dapat saya tuliskan satu persatu....


SEPUTAR ALUR IGD

IGD rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat, bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan adalah waktu tanggap (respons time) (Depkes RI. 2006)
Saat anda memasuki IGD yang anda temui pertama kali adalah petugas triase.
Triase berasa dari bahasa Perancis, trier, yang berarti "menseleksi", yaitu teknik untuk menentukkan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban.

Triase di UGD rumah sakit harus selesai dilakukan dalam 15-20 detik oleh staf medis atau non-medis (melalui training) sesegera mungkin setelah pasien datang. begitu tanda kegawatdaruratan teridentifikasi, penatalaksanaan dapat segera diberikan untuk menstabilkan kondisi pasien.

Pengkajian triase di lakukan dengan penilaian berdasarkan
a. Airway : Obstruksi saluran nafas
b. Breathing : Penyakit saluran nafas lain seperti infeksi, dan penyakit lain yang mengakibatkan distress pernafasan berat
c. Circulation : Shock atau gangguan sirkulasi
d. Convulsion dan Coma : gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti konvulsi dan koma
Setelah selesai dilakukan pengkajian triase secara cepat dan tepat maka pasien tersebut akan di kategorikan dalam beberapa kategori yaitu :
1. Prioritas Nol (Hitam)
Pasien meninggal atau cedera Parah yang jelas tidak mungkin untuk diselamatkan. pengelompokan label Triase
2. Prioritas Pertama (Merah)
Penderita Cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya penderita gagal nafas, henti jantung, Luka bakar berat, pendarahan parah dan cedera kepala berat.
3. Prioritas kedua (kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat. misalnya cedera abdomen tanpa shok, Luka bakar ringan, Fraktur atau patah tulang tanpa Shok dan jenis-jenis penyakit lain.
4. Prioritas Ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam kategori yang ini, jadi Jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda tidak langsung mendapatkan perawatan di Ruang UGD sementara mereka harus menolong pasien lain yang lebih parah.
Nah begitu hebatnya seorang petugas triase selain harus menguasai dasar ilmu seperti diatas, mereka juga harus cerdas dalam meredam kepanikan keluarga pasien yang kadang juga mendapat caci maki serta hujatan karena merasa kurang puas dan semua yang datang ke IGD pasti ingin segera di lakukan tindakan. Petugas triase haruslah yang berpengalaman dan mempunyai tingkat emosional yang stabil walaupun dengan berbagai tekanan serta harus pandai dalam penyampaian atau penjelasan kepada pasien dan keluarganya.
Setelah melewati triase pasien akan masuk ke tahap berikutnya sesuai kategori yang telah ditentukan oleh petugas triase yaitu pemeriksaan awal. Pada tahap ini biasanya di lakukan oleh dokter untuk menentukan diagnosa dan memberikan terapi. Entah itu pemeriksaan penunjang seperti rontgen atau pemeriksaan darah atapun terapi obat-obatan.
Dalam menegakan diagnosa yang memerlukan hasil-hasil pemeriksaan penunjang terkadang banyak keluarga pasien yang mengeluhkan kalau pasienya belom di apa-apain. Padahal sudah di ambil sample darah, di lakukan rontgen bahkan sudah terpasang infus.
Semoga dengan tulisan saya ini masyarakat menjadi cerdas dan mengerti dengan situasi dan kondisi di dalam IGD. Dan jika anda menemui kondisi IGD yang sedang overload kami sebagai petugas IGD juga tidak menginginkan kondisi tersebut, karena saat kondisi overload pasti pelayan menjadi kurang maksimal. Apalagi jika ada yang bilang pasien di telantarkan, begitu hati kami sebagai petugas IGD terasa tercabit-cabit dan terasa perih. Tak ada yang dengan sengaja membiarkan kondisi yang overload atau super penuh. Walaupun dengan kondisi overload pelayanan pasien tidak pernah terhenti karena IGD selalu buka 24 jam.

1 Maret 39ribu Bidan dan Dokter PTT Pusat Diangkat Menjadi CPNS, Perawat Honorer Kapan?

Berbahagialah tenaga kesehatan seperti Bidan, Dokter umum dan Dokter gigi yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) di bawah jajaran Kementrian Kesehatan, tidak lama lagi mereka akan diangkat menjadi CPNS. Rencananya Nomor Induk Pegawai (NIP) mereka keluar 1 Maret bulan depan.

Perinciannya sebagai berikut: 863 orang dokter umum, 418 orang dokter gigi, dan 37.815 orang bidan. Sekjen Kemenkes Untung Seseno Sutarjo mengatakan tenaga kesehatan PTT semula adalah pegawai kontrak Kemenkes. Nah setelah pengangkatan ini, status mereka menjadi CPNS kabupaten, kota, dan provinsi.

’’Mereka tersebar di 475 kabupaten dan kota, serta ada di tiga provinsi,’’ katanya kemarin (21/2), sebagaimana dilansir oleh JPNN.

Kabupaten atau kota yang mendapatkan CPNS tenaga kesehatan itu antara lain Kota Surabaya, Kabupaten Jember, Kabupaten Manokwari, dan Kabupaten Alor. Sementara tiga provinsi yang mendapatkan alokasi tenaga kesehatan PTT adalah Riau, Aceh, dan Lampung.

Untung menjelaskan secara administrasi seluruh tenaga kesehatan PTT yang telah lolos seleksi CAT itu sudah memenuhi syarat menjadi CPNS. Namun secara formal, keputusan penerbitan NIP dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Sebagaimana yang dituliskan Wan, wartawan jpnn.com bahwa, Menteri PAN-RB Asman Abnur berpesan kepada seluruh bupati, walikota, serta gubernur untuk menjalankan arahan dari Kemenkes.

Asman mengatakan pengangkatan tenaga kesehatan PTT itu sudah melalui analisis beban kerja (ABK) dan analisis jabatan (anjab). Sehingga pengangkatannya memang dibutuhkan untuk pelayanan publik.


Perawat Juga Butuh Hak untuk Sejahtera


Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian BKN Aris Windiyanto menuturkan proses pengurusan NIP dilakukan di kantor pusat dan kantor regional BKN. Dia menjelaskan akan mengejar target penetapan NIP pada 1 Maret 2017. Aris berharap untuk kelancaran penerbitan NIP itu, kantor regional BKN segera berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
39 Ribu Bidan dan Dokter PTT Diangkat Jadi PNS Maret 2017, Perawat Honorer Kapan?
Bidan dan Dokter PTT Diangkat Jadi PNS, Lalu Bagaimana dengan Tenaga Kesehatan Lainnya?

Di grup-grup media sosial ada yang berbahagia dan ada pula tenaga kesehatan lainnya berduka setelah mendengar kebijakan Menpan RB ini. "Kok hanya tenaga kesehatan Bidan, dan Dokter PTT saja yang diangkat jadi PNS, Bagaimana pula dengan kami Perawat honorer di rumah sakit daerah dan rumah sakit milik Kemenkes, serta yang mengabdi di Puskesmas ini, apakah kami bukan tenaga kesehatan, kami juga mengabdi di pelayanan kesehatan berpuluh tahun dengan status honorer, bahkan ada yang tidak digaji? " Protes mereka.

Kebijakan Kemenkes dan Kemenpan RB ini terkesan diskriminatif, idealnya melakukan verifikasi tidak saja pada beberapa profesi di kesehatan, bahwa banyak tenaga kesehatan lainnya selain Bidan dan Dokter yang mengabdi di pelayanan kesehatan berstatus honorer. Sehingga mereka berkecil hati dan menyatakan, "Apakah kami perlu berdemo pula seperti Bidan, agar suara kami didengar?" Ucap salah satu Netizen yang tidak bersedia ditulis namanya.

kami PERAWAT TENAGA KERJA SUKARELA (TKS) diseluruh kab/kota SE Indonesia berharap, presiden Jokowi mengetahui nasib dan status kami...kami bekerja sudah belasan tahun, dari sejak 2005,2006 dan sampai sekarang masih aktif bertugas, sedangkan PTT banyak yg diatas 2008 s/d 14 Januari 2014 sudah diPNSkan?
Dimana keadilan bagi kami...sedangkan kami bekerja tanpa upah dan gaji honorarium/bulan...Ki PERAWAT TENAGA KERJA SUKARELA (TKS) juga memberikan pelayanan kepada rakyat, dengan beban kerja dan resiko kerja yg tinggi, kami terjang dan kami laksanakan...apakah pengabdian kami selama ini tidak berharga bagi rakyat dan negara? Sudah banyak kerja nyata yg kami lakukan untuk merawat Rakyat...untuk Indonesia sehat 2020 kami juga ikut berperan dalam mensukseskan program pemerintah, tapi nasib kami tidak seindah profesi kesehatan lainnya, seperti Dokter,Dokter Gigi, Bidan, apoteker dll...kami merasa sedih, kami merasa dikucilkan, haruskah kami memberontak mogok kerja agar kami diberi ruang DINEGERI ini, padahal kita ketahui bersama bahwa banyak Puskesmas dan rumah sakit daerah yg membutuhkan tenaga kami, apakah pemerintah tidak merasa kasihan kepada kami...tolonglah kami pak...angkatlah status kami menjadi PNS seperti Dokter,Dokter umum, dan bidan...
Dirumah sakit dan Puskesmas, apakah yg bekerja hanya dokter dan bidan saja?kami Rasa semua orang tahu bahwa tenaga kesehatan itu terdiri dari dokter, perawat dan bidan...sungguh kami butuh keadilan DINEGERI ini...terimakasih....
Salah satu ungkapan hati netizen yang tertulis.


Sumber : medianers









JALAN MENUJU PERAWAT

INI ADALAH SEPENGGAL KISAHKU TERDAMPAR DI DUNIA KEPERAWATAN

  • Tamat SMA
Aku lulus SMA di tahun 2009, saat itu lulus bukanya senang atau bahagia malahan dihadapkan dengan banyak kebingungan yang menyertaiku. Setidaknya ya macam anak sma juga kalau lulus mainan pilok dan semacamnya untuk meluapkan rasa bahagia.hehe... 
  • Antara kerja dan Kuliah
Gejolak hati dan pikiran menyelimuti ketika jauh-jauh sebelum akan lulus tidak terlintas dipikiranku untuk meneruskan ke jenjang bangku kuliah. Karena memang masalah ekonomi menjadi hambatan, mau cari beasiswa kemampuan otakpun pas-pasan. Jadi saat itu hanya terlintas ingin bekerja dan kalau ada modal ingin kerja sambil kuliah.
Tapi pas dihadapkan waktu pengumuman kelulusan hati ini berkata lain, mau gak mau aku harus kuliah. Setidaknya aku sudah membicarakan ke orang tuaku dengan keinginanku itu. Orang tuaku hanya berpesan untuk mencari tempat kuliah yang tidak terlalu mahal dan kalau lulus cepat bekerja.
  • Mulai Mencari Bangku Kuliah Sesuai Pesanan Orang Tua
Untung saat itu masih ada ujian SMPTN, hanya itu harapan satu-satunya untuk masuk perguruan tinggi negeri dengan prediksi biaya yang tidak mahal. Saat mulai mendaftarkan diri mulai bingung dengan pilihan jurusan yang ada. Akhirnya konsultasi ke adiknya ibu atau om yang lulusan bangku kuliah, yah maklum mau konsultasi ke orang tua dua-duanya lulusan SD. Saat itu ada keinginan untuk mengambil jurusan Pendidikan Guru, tapi om menyarankan untuk ambil jurusan Teknik Informatika atau Teknik Mesin. Kata om banyak peluang kerjanya di jurusan tadi, okelah kalau begitu. Tidak lupa untuk meminta restu orangtua akhirnya ikut ujian juga di kota Semarang.
  • Hampir Putus Asa
 Saat daftar ulang, woooowww ternyata peminatnya ribuan dan bangku yang disediakan cuma puluhan. Yah, mulai ciut nih angan-angan dan harapan. Tapi ya sudah di coba sajalah.
Dihari pengumuman ternyata dan ternyata memang sesuai prediksi, akhirnya tidak lulus juga. Tarik nafas dan lumayan bersedih, dan pulang membawa kabar sedih ke orangtua.
  • Bayangan Dunia Keperawatan Mulai Muncul
Setelah memberi tahu pada orang tua bahwa anaknya gagal dalam seleksi masuk dengan rasa kecewa kemudian akupun bingung harus kuliah dimana. Rentang beberapa hari akupun dianjurkan untuk mendaftarkan diri untuk kuiah perawat yang kampusnya tidak jauh dari tempat tinggalku. Ternyata orang tua ku mendapat saran salah satu keluarga yang sudah terjun langsung sebagai perawat. 
  • Akhirnya Memilih Jurusan Perawat
Setelah tanpa berpikir seperti apa pekerjaan perawat itu, besok pagi aku bergegas menuju kampus keperawatan yang sudah aku ketahui karena tak jauh dari SMA tempatku belajar dulu. Akperpragolopati adalah kampus yang aku datangi, letaknya memang di belakang sekolah SMA tempat aku belajar sebelumnya. aku pun segera mendaftarkan diri disana dan melengkapi berbagai persyaratan dan administrasi yang ada disana.

ya seperti ini lah jalan masuk dalam dunia keperawatan yang aku jalani
senang berbagi cerita dengan anda.