Tulisan ini saya buat untuk mengingatkan kepada teman-teman seperjuangan saya yang sekarang entah berada dimana mereka yang saat ini sudah bekerja sebagai perawat maupun yang beralih profesi. Agar mereka teringat saat-saat tertawa bersama, saat-saat sedih bersama, dan momen-momen dimana kita selalu bosan untuk bertemu yang akhirnya kita rindukan seperti saat-saat sekarang.
Sebagai calon perawat apalagi dalam mengambil jurusan D3 keperawatan tentunya kita di persiapkan untuk berinteraksi dengan pasien atau orang yang sedang sakit. Selain dibekali berbagai materi perkuliahan yang begitu banyaknya kita juga diberi pelatihan praktek tindakan-tindakan keperawatan yang terangkum dalam SOP. Semua itu harus dikuasi agar saat kita menjalani praktek klinik di rumah sakit maupun di tempat lainya kita dapat mengaplikasikan secara benar sesuai SOP yang ada.
Saat itulah betapa hati ini risau dan gelisah karena kita akan melakukan tindakan langsung pada pasien, selain itu bekal dari kampus pun membuat kita semua menghela nafas panjang yaitu segudang tugas yang harus di kerjakan saat berpraktek di rumah sakit.hehe. Apalagi mendengar cerita-cerita oleh kaka tingkat yang telah selesai berpraktek mental kita sedikit runtuh. Katanya banyak pembimbing yang galak dan susah untuk konsultasi askep.
Hari pertama pun telah tiba, kita dikumpulkan di aula rumah sakit untuk mengikuti pembekalan atau orientasi tentang rumah sakit tempat kita praktek. selesai mendengarkan uarian tentang rumah sakit kita pun di bentuk dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 1 pembimbing klinik yang akan memberikan arahan tentang tata tertib di ruangan tersebut dan menilai kita saat praktek dan mengkoreksi tugas-tugas dari kampus.
Saat praktek kita juga ikut aturan jaga sift, pagi sore maupun malam. Dan mulai lah kita untuk melakukan tindakan kepasien langsung dan banyak kita cerita lucu dan sedih dimulai dari sini.
Cerita ini saya rangkum dari beberapa cerita temen-temen saya. Ada temen saya yang saat itu diminta tolong oleh kaka perawat untuk mengantar pasien ke ruang Radiologi KP:"dek minta tolong ya Tn.X anter ke ruang radiologi ini surat pengantarnya nanti kasih ke petugas yang disana". M: " iya ka, siap laksanakan". (KP: kaka perawat, M: mahasiswa). Segera teman saya itu memindahkan pasienya ke kursi roda dan mendorong kursi dan pasienya keluar ruangan. Hampir 1 jam lamanya temen saya belum balik juga keruangan. Kaka perawat pun menanyakan pada mahasiswa lainya KP;" dek apakah pasien yang dianter ke radiologi tadi sudah kembali". M2" belum ka". Beberapa saat kemudian datanglah temen saya dengan wajah menahan tahan kembali bersama pasien yang dianter dari radiologi. KP:"dek kok lama, banyak pasien yang ngantri di radiologi ya?" M:" engga ka, cuma tadi saya nyasar, jadi pasienya saya ajak keliling rumah sakit mencari ruang radiologi" haha..semua pun ikut tertawa...
Cerita ini saya ramkung dari cerita temen-temen saya. cerita selanjutnya yaitu pada suatu malam, saat semua tindakan sudah di kerjakan dan pasien sudah mulai beristirahat. Akhirnya kita tak tahan dengan rasa kantuk, dan tiba-tiba salah satu temen saya di bangunkan oleh kaka perawat dibilangnya ada pasien gawat dan temen saya satunya lagi masih dalam posisi relaksasi. Setelah beberapa lamanya memberikan pertolongan semaksimal mungkin tetapi akhirnya mautpun menjemput pasien tersebut. Kaka perawat pun meminta temen saya untuk membangunkan temenya yang masih dalam pososisi relaksasi untuk membantu merapikan jenasah pasien tersebut. Mungkin reflek atau bagaimana saat di bangunkan dan beritahu untuk membantu merapikan jenasah ternyata malah mengambil kursi roda. Spontan aja semua menahan tawa karena tidak enak dengan keluarga jenasah yang sedang di rapikan.wkwkwk... dan saat semua sudah di bereskan dan semua kembali ke ruang perawat dan melepaskan tawa yang tertunda tadi. KP:" aduh dek dek, mayat mau kamu anter pake kursi".hehe...
Yang menjadikan sedih itu dimana kita harus memprentasikan kasus antar kelompok. Sudah pasti segudang pertanyaan menghujani kita.hehe... Saat seperti ini seperti medan perang yang saling melemparkan granat-granat pertanyaan yang siap meledak.hehe...
Ada pula saat mengerikan dimana kita mengajukan untuk koreksi askep yang kita buat ke pembimbing. Terbayang sudah sayatan-sayatan yang begitu pedih terasa menghiasi di askep tulisan tangan yang setengah mati kita kerjakan mencari waktu luang disaat pulang dinas. Terkadang juga kata-kata pedas terucap oleh pembimbing yang mendesak masuk lewat telinga dan mengalir kehati. walapun tidak semuanya pembimbing seperti itu tetapi inti dari pembelajaran ini adalah untuk mendidik kita sebagai calon generasi penerus.
Dan mungkin hanya sampai sini dulu cerita saya. Mungkin di lain waktu saya akan menambahkan lagi... Salam Sukses untuk teman seperjuangan saya yang mungkin tidak dapat saya tuliskan satu persatu....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar